UNTUKMU YANG SELALU ADA DAN SEKARANG ENTAH KEMANA
Pernah ga kepikiran kalo nanti yang datang akan pergi ?
Yang dulu selalu ada dan sekarang entah kemana.
Aku Rina...
Aku duduk sendiri di bangku yang tampak sedikit lusuh, terdiam dan hanya seorang diri. Menunggu itu membosankan, terlebih lagi tanpa kepastian, begitulah orang- orang ucapkan ketika menunggu. Tapi tidak untuk ku. Aku selalu duduk dengan ditemani sebuah kenangan yang menjadi kunang- kunang dipikiran ku, dan entah kapan akan berpindah. Kenangan yang terkadang bagaikan api dan air. Terkadang membara dan terkadang menjadi sumber kehidupan.
Ingat...
Dulu ketika kita hanya berdua berteman dengan malam dan saling bertukar cerita, entah hal yang bermakna maupun hal yang konyol sekalipun. Tidak menghiraukan jam berputar sangat cepat dan langit ditutupi selimut gelap, dingin menusuk dalam. Ketika bercerita, suaraku dan suaramu bersatu memecahkan kesunyian malam itu, menjadi sebuah kenangan yang sulit aku hilangkan dari pikiran.
Ingat....
Dulu aku selalu ada untuk mu, dalam hal apapun. Melewati masa yang sulit dan penuh dengan lika liku. Lika liku kehidupan yang tak tau sampai kapan akan berakhir indah, Tapi aku selalu ada berdiri kokoh disamping mu dengan senyum yang penuh arti.
Ingat....
Kamu pernah memintaku berjanji untuk tidak meninggalkanmu dan tetap berada disampingmu? YA aku berjanji kala itu. dan aku berpikir jika kamu yang meminta aku berjanji otomatis kamu juga sudah berjanji pada dirimu sendiri untuk tidak meninggalkan diriku dalam keadaan apapun. Perjanjian yang hanya kamu dan aku yang ketahui, yang tidak pernah berpikir akan begini jadinya.
Terima kasih....
Terima kasih selama ini kamu telah menjadi bumbu dikehidupanku dan menjadi senyum yang bermakna perih diakhir cerita kita. YA PERIH, kamu tau betapa perihnya hidupku akan janji janji mu itu? Lebih baik tak usah berjanji jika akhirnya ingkar. Aku akan ingat semua kenangan kita, ingat karna tidak mau terulang perih untuk kedua kalinya. Jika nanti kamu dan dirinya tidak lagi bersama, tolong jangan cari aku untuk menabur benih benih keperihan itu lagi. Sudah cukup buat ku selama ini. Untuk kamu yang selalu ada dan sekarang entah kemana, TERIMA KASIH.
-Caca
Bandung, 16 Oktober 2017
Yang dulu selalu ada dan sekarang entah kemana.
Aku Rina...
Aku duduk sendiri di bangku yang tampak sedikit lusuh, terdiam dan hanya seorang diri. Menunggu itu membosankan, terlebih lagi tanpa kepastian, begitulah orang- orang ucapkan ketika menunggu. Tapi tidak untuk ku. Aku selalu duduk dengan ditemani sebuah kenangan yang menjadi kunang- kunang dipikiran ku, dan entah kapan akan berpindah. Kenangan yang terkadang bagaikan api dan air. Terkadang membara dan terkadang menjadi sumber kehidupan.
Ingat...
Dulu ketika kita hanya berdua berteman dengan malam dan saling bertukar cerita, entah hal yang bermakna maupun hal yang konyol sekalipun. Tidak menghiraukan jam berputar sangat cepat dan langit ditutupi selimut gelap, dingin menusuk dalam. Ketika bercerita, suaraku dan suaramu bersatu memecahkan kesunyian malam itu, menjadi sebuah kenangan yang sulit aku hilangkan dari pikiran.
Ingat....
Dulu aku selalu ada untuk mu, dalam hal apapun. Melewati masa yang sulit dan penuh dengan lika liku. Lika liku kehidupan yang tak tau sampai kapan akan berakhir indah, Tapi aku selalu ada berdiri kokoh disamping mu dengan senyum yang penuh arti.
Ingat....
Kamu pernah memintaku berjanji untuk tidak meninggalkanmu dan tetap berada disampingmu? YA aku berjanji kala itu. dan aku berpikir jika kamu yang meminta aku berjanji otomatis kamu juga sudah berjanji pada dirimu sendiri untuk tidak meninggalkan diriku dalam keadaan apapun. Perjanjian yang hanya kamu dan aku yang ketahui, yang tidak pernah berpikir akan begini jadinya.
Terima kasih....
Terima kasih selama ini kamu telah menjadi bumbu dikehidupanku dan menjadi senyum yang bermakna perih diakhir cerita kita. YA PERIH, kamu tau betapa perihnya hidupku akan janji janji mu itu? Lebih baik tak usah berjanji jika akhirnya ingkar. Aku akan ingat semua kenangan kita, ingat karna tidak mau terulang perih untuk kedua kalinya. Jika nanti kamu dan dirinya tidak lagi bersama, tolong jangan cari aku untuk menabur benih benih keperihan itu lagi. Sudah cukup buat ku selama ini. Untuk kamu yang selalu ada dan sekarang entah kemana, TERIMA KASIH.
-Caca
Bandung, 16 Oktober 2017
Komentar
Posting Komentar